game, komputer, applikasi, tema, antivirus, tips komputer, agama, mutiara doa,
Kamis, 21 Maret 2013
Senin, 18 Maret 2013
hak dan kewajiban anak kepada orang tua
sebenarnya anak itu siapa sihh...????? anak itu ya kita......!!!!!!masak pacar kita,masak mantan kita....heee cuma canda saja sebagai hiburan permulaan sebelum beranjak ketahap selanjutnya... untukmempersingkat waktu langsung aja kita ke pembahasan inti tentang hak dan kewajiban anak kepada orang tua.
1. Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta’ala.
Menaati kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah Ta’ala (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya.
Allah Swt berfirman dalam al-quran yang menjelaskan bahwa sebagai seorang muslimin wa muslimat kita di wajibkan untuk senantiasa selalu ta'at atas apa yang telah diperintahkan orang tua selama semuanya itu tidak bertentangan dengan syariat islam.dan Allah melarang kita untuk ta'at kepadanya apabila apa ajaran yang diberikan kepada kita itu bertentangan dengan aqidah islam dengan kata lain kita itu boleh tidak hormat apabila itu berkenaan dengan mempersekutukan tuhan.
berbakti kepada orang tua itu adalah hukumnya fardu a'in. kita disuruh oleh Allah swt untuk selalu berkata yang baik,sopan kepada ibu dan bapak,janganlah pernah kita berkata-kata"ah",berkata sampai menyinggung perasaan orang tua,apalagi sampai membentak apa yang disuruh....maka kita tergolong orang yang durhaka kepada orang tua.
2. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “…dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil hingga dewasa ini.
3. Berbicara lemah lembut di hadapan mereka
1. Karena kebodohan
2. Jeleknya pendidikan orang tua dalam mendidik anak
3. Paradok, orang tua menyuruh anak berbuat baik tapi orang tua tidak berbuat
4. Bapak dan ibunya dahulu pernah durhaka kepada orang tua sehingga dibalas
Bahan bacaan
http://widgets.wp.com/likes/#
1. Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta’ala.
Menaati kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah Ta’ala (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya.
Allah Swt berfirman dalam al-quran yang menjelaskan bahwa sebagai seorang muslimin wa muslimat kita di wajibkan untuk senantiasa selalu ta'at atas apa yang telah diperintahkan orang tua selama semuanya itu tidak bertentangan dengan syariat islam.dan Allah melarang kita untuk ta'at kepadanya apabila apa ajaran yang diberikan kepada kita itu bertentangan dengan aqidah islam dengan kata lain kita itu boleh tidak hormat apabila itu berkenaan dengan mempersekutukan tuhan.
berbakti kepada orang tua itu adalah hukumnya fardu a'in. kita disuruh oleh Allah swt untuk selalu berkata yang baik,sopan kepada ibu dan bapak,janganlah pernah kita berkata-kata"ah",berkata sampai menyinggung perasaan orang tua,apalagi sampai membentak apa yang disuruh....maka kita tergolong orang yang durhaka kepada orang tua.
2. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “…dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil hingga dewasa ini.
3. Berbicara lemah lembut di hadapan mereka
Bergaul
dengan orangtua dengan cara yang baik, antara lain adalah dengan
berbicara yang lemah lembut kepada keduanya. Tawadlu (rendah hati)
kepada keduanya merupakan suatu hal yang wajib bagi anak.
4. Menyediakan makanan untuk mereka
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah renta.
Sudah seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.
5. Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Izin kepada orangtua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan (kewajibannya untuk dirinya-pent). Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai kedua orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang semakna dengan hadits tersebut.
6. Memberikan nafkah kepada orangtua
4. Menyediakan makanan untuk mereka
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah renta.
Sudah seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.
5. Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Izin kepada orangtua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan (kewajibannya untuk dirinya-pent). Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai kedua orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang semakna dengan hadits tersebut.
6. Memberikan nafkah kepada orangtua
Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang membahas tentang hal ini adalah Al Baqarah ayat 15 dan Ar Rum ayat 38. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki
ketika ia berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.
7. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain sebagainya.
8. Memenuhi sumpah/Nazar kedua orangtua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
9. Tidak Mencaci maki kedua orangtua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki orangtuanya.” Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencaci maki orangtuanya?’ Beliau menjawab, “ Ada. Dia mencaci maki ayah orang lain kemudian orang tersebut membalas mencaci maki orangtuanya. Dia mencaci maki ibu orang lain lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar.
10. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam hadits tersebut adalah bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata, “Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”
11. Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada istri.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, ‘ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan’.
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.
7. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain sebagainya.
8. Memenuhi sumpah/Nazar kedua orangtua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
9. Tidak Mencaci maki kedua orangtua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki orangtuanya.” Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencaci maki orangtuanya?’ Beliau menjawab, “ Ada. Dia mencaci maki ayah orang lain kemudian orang tersebut membalas mencaci maki orangtuanya. Dia mencaci maki ibu orang lain lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar.
10. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam hadits tersebut adalah bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata, “Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”
11. Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada istri.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, ‘ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan’.
12. Mendoakan kedua orang tua
Ayat
Al Qur’an yang membahas tentang kewajiban anak mendoakan keduanya
adalah Ibrahim ayat 41, Al Israa’ ayat 24 dan Nuh ayat 28.
13. Memelihara Orangtua
Ayat Al Qur’an yang membahas tentang hal ini dapat anda jumpai dalam Al Israa’ ayat 23 dan Al Ahqaaf ayat 15.
B. Ketika Orangtua Telah Meninggal
Ada
suatu dialog di zaman Rasulullah. Seorang sahabat menemui Rasulullah
dan menyatakan penyesalannya bahwa selama orangtuanya masih hidup ia
tidak sempat berbuat baik kepada bapak-ibunya. Ia sekarang menyesal
karena merasa sudah tertutup baginya untuk berbuat baik kepada
bapak-ibunya. Mendengar keluhan itu Rasulullah menyatakan bahwa berbuat
baik kepada kedua orangtua ada dua macam, yaitu ketika mereka masih
hidup dan ketika mereka sudah meninggal dunia.
Ada
empat perkara yang dapat dilakukan oleh seorang anak untuk berbuat baik
atau berbakti kepada orang tuanya, yaitu: 1) mendoakan keduanya, 2)
menjaga tali silaturahmi yang telah dijaga dan dirintis oleh kedua orang
tua, 3) melanjutkan kebaikkan yang selama ini dilakukan oleh keduanya,
dan 4) jika memungkinkan menziarahi makam keduanya. Uraian lebih rinci
adalah seperti uraian di bawah ini.
1.
Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini
merupakan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya. Menguburkan
jenazah orang muslim harus disegerakan, tidak boleh ditunda-tunda.
Mungkin kita dapat menundanya untuk waktu yang tidak terlalu lama.
2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
3. Menunaikan janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka yang sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”. (HR. Muslim)
5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal”. (HR. Ibnu Hibban).
2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
3. Menunaikan janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka yang sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”. (HR. Muslim)
5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal”. (HR. Ibnu Hibban).
6. Mendoakan kedua orangtua
Dalam
sebuah hadist, Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya ketika seorang
hamba meninggal dunia maka putuslah segala amalnya kecuali: a) ilmu yang
bermanfaat, b) amal jariyah, c) anak sholeh yang mendoakan keduanya.
Pengertian
anak dalam hadist ini bukan sekadar anak kandung, tetapi juga anak
tiri, anak angkat, atau anak muslim. Jadi bagi mereka yang tidak ada
mempunyai anak kandung tidak usah khawatir. Agar anak itu mendoakan
orangtua baik ketika hidup maupun sudah meninggal, maka
tentu saja orangtua harus menunaikan kewajibannya sebagai orangtua.
Bukankah ketika kita berdoa, kita diajarkan untuk mendoakan diri
sendiri, orangtua dan kaum muslimin.
7. Membayarkan hutang-hutang keduanya
Hutang
adalah salah satu hal yang harus segera ditunaikan ketika kita mampu
membayarkan. Tidak boleh ditunda-tunda. Oleh sebab itu, jika kita
mengetahui orangtua kita meninggalkan hutang segera kita melunasinya
jika kita mampu.
Ada
dua perbuatan yang negatif yang akan segera dibalas oleh Allah di
dunia. Salah satu diantaranya adalah durhaka kepada kedua orangtua. Agar
kita terhindar dari perbuatan itu maka ada baiknya kita memahami
bentuk-bentuk durhaka kepada orangtua.
Diantara bentuk bentuk durhaka (uquq) adalah:
a. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan)
a. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan)
ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit hati.
b. Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua
c. Membentak atau menghardik orang tua
d. Melaknak dan mencaci kedua orang tua
e. Bakhil (pelit) tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang
b. Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua
c. Membentak atau menghardik orang tua
d. Melaknak dan mencaci kedua orang tua
e. Bakhil (pelit) tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang
lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat
membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh
perhitungan.
f. Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua,
f. Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua,
mengatakan bodoh, kolot, dll
g. Menyuruh orang tua
h. Menyebutkan kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan
g. Menyuruh orang tua
h. Menyebutkan kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan
nama baik orang tua
i. Memasukkan kemungkaran ke dalam rumah, misalnya alat musik, menghisap
i. Memasukkan kemungkaran ke dalam rumah, misalnya alat musik, menghisap
rokok, dll.
j. Mendahulukan taat kepada istri daripada orang tua. Bahkan ada sebagian
j. Mendahulukan taat kepada istri daripada orang tua. Bahkan ada sebagian
orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya,
na’udzubillah.
k. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan
k. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan
keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya
meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat
tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
Sebab sebab anak durhaka kepada orang tua adalah :1. Karena kebodohan
2. Jeleknya pendidikan orang tua dalam mendidik anak
3. Paradok, orang tua menyuruh anak berbuat baik tapi orang tua tidak berbuat
4. Bapak dan ibunya dahulu pernah durhaka kepada orang tua sehingga dibalas
oleh anaknya
5. Orang tua tidak membantu anak dalam berbuat kebajikan
6. Jeleknya akhlak istri.
5. Orang tua tidak membantu anak dalam berbuat kebajikan
6. Jeleknya akhlak istri.
B.HAK SEORANG ANAK
1.mendapat kasih sayang dari orang tua
2.hak mendapat pendidikan
3.hak untuk mendapat sesuatu baik berupa material maupun non material.
ketahuilah anak itu adalah rahmat yang dianugrahkan oleh Allah bagi setiap pasangan suami istri,jadi barang siapa bisa menjaga anaknya bisa mendidik ananknya untuk selalu berbuat kebaikan insya allah tuhan akan memberkahi keluarga itu .dan berbahagialah orang tua yang mempunyai anak yang soleh-solehah,dan celakah orang tua itu apabila semasa hidupnya dia itu melalaikan anaknya tanpa mendidiknya dengan baik.
Naila’s life. http://nailaslife.multiple.com
Resensi Buku Islam: Birrul Walidain.
Makarim Weblog
Rahmat Blog: http://blog.re.or.id
http://widgets.wp.com/likes/#
Minggu, 17 Maret 2013
Indahnya Hidup Ini
hidup ini akan terasa lebih indah dan mempunyai makna lebih apabila kita bisa menghiasnya dengan sebuah kebaikan.banyak orang mengatakan hidup ini adalah tidak berarti apa-apa dan sia-sia padahal itu semua adalah fikiran yang salah, karena sebenarnya hidup ini indah.
mengapa demikian,karena jika kita semasa hidup ini selalu berbuat kebaikan dan mengaplikasikan hidu kita ini dijalan yang benar maka hidup ini akan berarti bagi diri kita dan bagi orang lain.jadi kita yang masih diberi nikmat kesehatan,kesempatan,dan nikmat-nikmat yang lainya oleh Tuhan YME hendaknya kita syukuri.
bagaimana caranya kita bersyukur???????gampang sekali kok..kita hanya melaksanakan semua perintah Allah SWT dan senantiasa bisa menjaga diri dari apa yang dilarangn-Nya,karena jika kita pandai mensyukuri apa yang telah di beri Allah insya Allah tuhan akan menambahkanya pula dan akan dilipat gandakan dan sebaliknya Allah akan memberikan azab bagi hambanya yang angkuh dan tidak mau bersyukur,dan akan di golongkan kedalam golongan orang-orang yang kafir.
jadi marilah mulai sekarang ini kita isi hidup ini dengan kebaikan-kebaikan yang mendatangkan manfaat bagi kita,kita jangan pernah menyesali hidup ini,mengatakan kalau Tuhan itu tidak adil,karena justru sebaliknya Tuhan itulah Hakim yang seadil-adilnya yang tidak ada banding atasnya,Tuhan itu lebih tahu atas apa yang terjadi pada diri kita.
benar mungkin kita menganggap suatu itu adalah baik untuk diri kita padahal Tuhan itu menganggap itu tidak baik,dan boleh saja kita menganggap suatu problema itu tidak baik,dapat merugikan diri kita sendiri,padahal Tuhan itu sendiri menganggap itu baik untuk kita......
jadi mari kita selalu bersifat husnuzan atas apa yang telah dianugrahkan allah kepada kita,kita jangan cepat putus asa dan mengambil jalan pintas yang sesat untuk memecahkan suatu masalah.berfikir positiplah atas segala cobaan yang menimpa diri kita.karena dengan kita berfikir positip secara tidak langsung dapat membangun dan memperkuat watak atau keperibadian seseorang.dengan berfikir positif juga kita akan menemukan jati diri kita yang sesungguhnya.
Langganan:
Postingan (Atom)